Rabu, Februari 4

Beberapa Macam Desktop Environtment Linux

Tidak seperti Windows atau Mac yang tampilannya hanya itu-itu saja. Linux memiliki berbagai macam Desktop Environtment (DE) dengan ciri khas masing masing. DE sendiri adalah tampilan antar muka grafis atau orang biasa menyebutnya dengan tampilan GUI.

Secara Default, Ubuntu sudah menyertakan Unity sebagai tampilan default, namun sayang banyak orang (termasuk saya) tidak suka dengan tampilannya yang cenderung mirip mac. Sebenarnya bisa mengganti Unity dengan DE lain seperti GNOME Shell, Cinnamon, KDE dsb.

Agar tidak bingung dengan banyaknya DE yang beredar untuk Linux, berikut beberapa impresi awal untuk beberapa DE populer dan cara instalasinya untuk Ubuntu 14.04 LTS.

GNOME 3.X


Tampilan desktop GNOME Shell

GNOME versi 3.x adalah pengembangan lebih lanjut dari GNOME versi 2.x. Diawal kemunculannya DE ini sempat dikecam (bahkan oleh pembuat Linux sendiri Linus Torvalds) dikarenakan sulitnya kustomisasi. Namun seiring berjalannya waktu, GNOME Shell yang menjadi shell utama dari GNOME 3.x ini lambat laun mulai disukai banyak orang termasuk saya sendiri dikarenakan tampilannya yang tergolong sederhana namun sangat baik untuk multitasking.

Untuk kustomisasi sendiri bisa dilakukan dengan menambahkan extension yang bisa didownload di situs resminya. Penggunaan sumber daya sendiri bisa dibilang lumayan. Kira kira sama dengan unity (default Ubuntu). Jika ingin menginstall bisa dilakukan dengan perintah:

sudo apt-get install gnome-shell

adapun beberapa aplikasi yang terdapat pada GNOME Shell antara lain
  • File Manager : nautilus
  • Terminal emulator : gnome-terminal
  • Text Editor : gedit

KDE Plasma Desktop


Tampilan desktop KDE


KDE  sendiri adalah singkatan dari Kool Desktop Environtment yang artinya dalam bahasa Indonesia kurang lebih adalah Lingkungan desktop yang keren. KDE terkenal dengan tampilannya yang sangat "wah". Namun sayangnya tampilan yang sangat bagus tersebut harus dibayar mahal dengan borosnya sumber daya yang digunakan. Saya sendiri juga merasakan rakusnya KDE ini terutama saat startup. Walaupun begitu saat sudah berjalan normal DE ini tidak terlalu boros sumber daya.

 Versi terbaru dari KDE Plasma Desktop adalah versi 5 yang rilis sekitar pertengahan 2014 lalu. Untuk versi terbaru ini banyak review mengatakan bahwa KDE versi ini sudah semakin ringan untuk digunkan sehari hari. Bersamaan dengan rilisnya KDE Plasma Desktop 5, terdapat tema baru yang bernama "Breeze". Untuk melakukan instalasi KDE Plasma Desktop untuk Ubuntu bisa menggunakan perintah berikut:

sudo apt-get install kubuntu-desktop

adapun beberapa aplikasi yang terdapat pada KDE antara lain
  • File Manager : dolphin
  • Terminal emulator : konsole
  • Text Editor : kate

XFCE


Tampilan desktop XFCE

Desktop cap tikus ini terkenal dengan performanya yang cepat dan sangat irit sumber daya. Sejak kemunculan GNOME3 yang dikritisi, Xfce menjadi populer karena mempunyai banyak kesamaan dengan GNOME 2 terutama dalam hal kustomisasi karena Xfce memakai GTK2 yang sama dengan GNOME2 namun jauh lebih ringan sehingga cocok digunakan pada komputer tua. Untuk menginstallnya bisa menggunakan perintah berikut:

sudo apt-get install xubuntu-desktop

aplikasi bawaan Xfce antara lain
  • File Manager : thunar
  • Terminal emulator : xfce-terminal
  • Text Editor : leafpad

LXDE



Tampilan desktop LXDE

merupakan singkatan dari Lightweight X11 Desktop Environment. Merupakan DE yang sangat ringan sehingga cocok untuk komputer tua, netbook, ataupun komputer mini seperti raspberry pi. DE ini memiliki banyak kesamaan dengan openbox karena memang bisa dibilang LXDE adalah openbox yang diberi lxpanel. Untuk menginstall LXDE pada ubuntu bisa menggunakan perintah berikut:

sudo apt-get install lubuntu-desktop

adapun beberapa aplikasi bawaan LXDE antara lain
  • File Manager : pcmanFM
  • Terminal emulator : lxterminal
  • Text Editor : leafpad

MATE


Tampilan desktop MATE

Dikembangkan oleh sekelompok orang yang gagal move on dengan GNOME2. Dibangun dengan source code GNOME2 yang ditinggalkan oleh pengembang aslinya. Saat ini projek MATE masuk dalam salah satu proyek Linux Mint. Nama MATE sendiri berasal dari nama tumbuhan dari Amerika Selatan yang bernama Yerba mate dan teh yang terbuat dari dedaunan. Untuk menghindari konflik dengan GNOME ketika diinstall berdampingan, beberapa aplikasi bawaan GNOME diganti namanya seperti Nautilus yang menjadi Caja. Untuk menginstallnya cukup gunakan perintah berikut:

sudo apt-add-repository ppa:ubuntu-mate-dev/ppa
sudo apt-add-repository ppa:ubuntu-mate-dev/trusty-mate
sudo apt-get update && sudo apt-get upgrade
sudo apt-get install ubuntu-mate-core ubuntu-mate-desktop

adapun beberapa aplikasi yang terdapat pada Mate antara lain
  • File Manager : caja
  • Terminal emulator : mate-terminal
  • Text Editor : pluma

Cinnamon


Tampilan desktop Cinnamon

Dikembangkan oleh developer Linux Mint. Awalnya adalah sebuah paket Gnome Shell Extension yang bernama Mint Gnome Shell Extension (MGSE). Kemudian menjadi fork dari Gnome shell dengan Window Manager sendiri bernama Muffin (Gnome Shell menggunakan Mutter). Sejak versi 2.0 sudah lepas dari gnome shell dan sekarang menjadi DE sendiri tanpa library dari gnome shell.
untuk menginstallnya bisa menggunakan perintah berikut:

sudo add-apt-repository ppa:gwendal-lebihan-dev/cinnamon-nightly
sudo apt-get update && sudo apt-get install cinnamon

adapun beberapa aplikasi yang terdapat pada Cinnamon antara lain
  • File Manager : nemo
  • Terminal emulator : gnome-terminal
  • Text Editor : gedit

Untuk menjalankan DE baru caranya log out kemudian klik pada icon logo Ubuntu disebelah username kemudian pilih DE yang akan dipakai lalu login.

Author:

Bregejil yang suka menggambar bebas dan mulai tertarik menggunakan Inkscape (dan GIMP tentunya) serta Ubuntu untuk menggambar hal hal random. Mencoba berbagi pengalaman memakai Linux dan software didalamnya untuk berkreasi.

0 comments:

Pertanyaan, koreksi, diskusi dan sebagainya silahkan di tulis di kolom komentar